The Bride Of Olympus

Hallo sahabat Tempat Baca Cerita Asik, Cerita Yang akan Kamu Baca sekarang adalah The Bride Of Olympus , kami telah mempersiapkan cerita ini dengan baik untuk kamu baca dan nikmati . cerita ini mempunyai kategori fiksi ilmiah, dan masih banyak lagi.

Judul : The Bride Of Olympus
link : The Bride Of Olympus

Baca juga


The Bride Of Olympus


Novel ini bergenre Romance - Science Fantasy.


Novel ini memiliki latar belakang dewa dan dewi era Yunani Kuno. 

Yunani Kuno adalah masa ketika para manusia masih menyembah Dewa. Dewa utama mereka bernama Zeus yang beristrikan Dewi Hera (Dewi pernikahan). Mereka berdua memiliki anak yang bernama Ares (Dewa Perang) yang terkenal akan kekejamannya. Ares adalah tokoh utama dalam cerita ini.


Yunani Kuno memiliki banyak legenda dan sejarah tentang para Dewa mereka. Novel ini mengambil setting kehidupan di Olympus (gunung tempat tinggal para Dewa). Yaitu ketika para Dewa masih eksis dan tinggal di Bumi mengatur kehidupan para manusia.

Titan: Nama ras / bangsa yang menetap di Yunani kuno. Beberapa dari mereka menjadi Dewa dan disembah oleh manusia. Titan memiliki kecerdasan dan teknologi di atas manusia kala itu.


12 Dewa Olympus: Bagian dari bangsa Titan yang diangkat menjadi Dewa. Mereka adalah Dewa utama yang disembah manusia. Anggotanya antara lain Zeus (Raja para dewa), Hera (Dewi pernikahan), Aphrodite (Dewi Cinta dan kecantikan), Hephaestus (Dewa Vulkanik dan pandai besi), Hades (Dewa Kematian dan Underworld), Poseidon (Dewa laut), Athena (Dewi perang dan kebijaksanaan), Ares (Dewa Perang), Hermes (Dewa pembawa pesan), Apollo (Dewa Musik dan Ramalan), Dionisius (Dewa Anggur), Artemis (Dewi Perburuan).


Dewa dan Dewi Minor: Ada juga sebagai lain dari bangsa Titan yang menjadi Dewa Minor seperti Helios Dewa Matahari, Phobos dan Deimos (Putra Ares, Dewa dan Teror), Eris Dewi kedengkian, Eos (Dewi Fajar), Eros (Dewa Cinta anak Aphrodite) dan lainnya.



Demigod: Anak hasil perkawinan antara manusia dengan kaum Dewa. Contohnya Hercules atau Perseus.


*********


 Bab 1: Aku Menjadi Seorang Putri? 

"Dia sudah bangun! Ramuan itu sepertinya benar-benar ampuh!"

Jill mendengar keriuhan di sekitarnya. Ketika dia perlahan membuka mata, dia mulai menyadari bahwa dia tidak berada di kamarnya. Hidungnya juga mencium bau rempah yang kuat dan tidak pernah dia temui sebelumnya.

Jill mencoba bangun dari tidurnya, namun seluruh tubuhnya terasa kaku. Seakan-akan lengan dan pinggangnya tidak mau mematuhinya. Apa begini rasanya lumpuh? Kepanikan mulai menguasai dirinya, namun tidak ada suara yang keluar dari tenggorokannya selain erangan yang parau.

"Berbaringlah, Tuan Putri, tubuhmu masih belum bisa digerakkan. Anda pasti kaget, tenanglah ini semua normal," seorang pria paruh baya berbisik padanya. Jill melirik ke arah pria itu. Untuk ukuran laki-laki yang sudah berumur, gaya pakaiannya agak aneh dan terlalu mengekspos kulit. Dia bertingkah seperti seorang dokter atau semacam tabib.

Jill berusaha keras mengingat. Dia yakin kalau dia sedang tertidur seperti biasa di lokasi syutingnya semalam. Namun kini dia terbangun di sebuah ruangan yang asing dan beraroma herbal. Tidak ada penerangan selain sinar matahari yang menyeruak masuk dari celah-celah lebar di dinding. Punggungnya terasa sakit karena alas tidur yang keras. Jelas dia bukan tidur di kasur spring bed-nya yang nyaman.

Apa ini semacam acara prank di televisi? Produsernya sungguh keterlaluan karena membuat lelucon seperti ini. 

Bagaimanapun, dia adalah Jill Adelaide; aktris populer yang namanya masuk dalam nominasi Penghargaan Oscar kemarin! Jill yang merasa geram berjanji akan memperkarakan produser manajernya yang membiarkan semua ini terjadi pada dirinya. 

Jill mungkin masih bisa menoleransi jika mendapatkan prank biasa seperti berada dalam acara sulap dengan kamera tersembunyi. Tapi mereka bahkan membuatnya pingsan dan bahkan mungkin meracuninya sampai dia sulit menggerakkan tubuhnya. Ini sudah keterlaluan!

Beberapa menit berlalu, kini Jill mulai bisa mengangkat lengan kanannya. Nampaknya, tubuhnya berangsur pulih. Dia ingin segera menyingkir dari tempat itu. Pria tua yang aneh itu sekarang tengah menggumamkan sesuatu. Tangannya yang keriput tampak mengaduk sesuatu yang busuk dan gelap di dalam mangkuk gerabahnya.

"Di mana aku?" Jill terkaget sendiri setelah mengucapkan pertanyaan itu. Dia mendengar kalimat berbahasa asing meluncur begitu saja dari mulutnya. Apa yang dia pikirkan dengan apa yang dia katakan berbeda.

Apa para produser itu mencekoki sesuatu dalam minumannya? Mungkin semacam narkoba atau obat psikiatri sehingga menciptakan delusi serta membuat omongannya kacau? Begitulah yang dipikirkan Jill.

"Anda berada di istana Anda, Tuan Putri, Anda sudah terlelap selama sembilan hari dan semua orang sangat khawatir." Jill diberitahu oleh seorang wanita muda berpakaian gaun tipis sederhana yang seakan hanya dililitkan begitu saja seperti selendang. Jill ingat dia pernah melihat busana semacam itu di lukisan-lukisan kuno berbau Yunani.

Jill baru menyadari, wanita muda tadi yang nampaknya berperan sebagai pelayannya berbicara dalam bahasa asing. Entah bagaimana caranya, Jill bisa paham. Sepertinya itu bahasa Yunani. Jill menyimpulkan kalau acara ini berlatar belakang Yunani kuno.

Walau tidak seakurat gambaran umum yang terekam di lukisan-lukisan para maestro tentang Yunani kuno, Jill mengakui produser acara ini cukup serius dalam menggarap setting-nya.

Wanita itu kini sudah bisa duduk dan kepalanya langsung sibuk bergerak untuk menelaah. Dia berada dalam ruangan besar berdinding batu. Tidak ada lampu terpasang, namun ada wadah lilin tersebar di beberapa tempat. Jill mengenal baunya, itu adalah lilin lebah, gadis itu dulu sering membakar lilin lebah untuk aromaterapi. Namun sepertinya lilin-lilin itu dibuat manual tanpa dicetak, bentuk dan ukurannya tidak beraturan.

"Dimana Matthew? Panggilkan dia!" Jill meneriakkan nama manajernya. Lagi-lagi bahasa asing keluar dari mulutnya. Jill menyadari itu seperti bahasa yunani. Dia pun merasakan kengerian yang aneh, seakan-akan dia menjadi orang yang berbeda. Karena bahkan suara yang didengarnya pun tidak sama dengan suara dirinya sendiri yang dia kenal.

"Siapa itu Matthew tuan Putri?" Wanita muda tadi memiringkan kepalanya.

"Yang Mulia sedang bingung, minuman ini akan membuatnya lebih baik." Jill melihat 'Tabib' tadi mendekat membawa mangkuk gerabah. Ramuan menjijikkan yang dia aduk dengan tangan kosong keriputnya tadi rupanya akan diminumkan padanya.

"Tidak! Aku tidak mau! Aku akan tuntut kalian semua!" Jill benar-benar merasa mual. Dia pun membungkuk sambil memegangi perutnya, otot-otot diafragmanya memaksa untuk menekan isi lambungnya keluar melalui kerongkongannya. Namun tidak ada yang bisa dia muntahkan.

"Demi Zeus yang agung! Syukurlah Portia!" Belumselesai Jill meluapkan rasa mualnya, tiba-tiba muncul beberapa orang ke dalam ruangan. Salah satu dari mereka memeluk kepalanya dan mengusapnya.

Pria paruh baya dengan tatapan bijaksana itu meneteskan air mata haru. Dia mengenakan jubah dan baju zirah dari kulit, sebilah pedang terpasang si sabuk besinya. Jill hanya memandangnya bingung sampai sakit kepala tiba-tiba menderanya.

"Aduh! Aduh! Sakit sekali! Tolong!" Jill menjerit tanpa tertahan. Dia berguling-guling di ranjang keras itu sambil meringkuk memegangi kepalanya. Suara dengung riuh meliputi sekitar telinganya. Terdengar seperti sekawanan lebah berkerumun dan hendak menyerangnya, namun wujudnya tiada. Setelah beberapa detik dia berjuang, dia pun pingsan.

***

Jill terbangun untuk kedua kalinya di tempat yang asing itu lagi. Namun kali ini dia lebih tenang dan merasa lebih waras. Rasa pahit terasa dalam mulutnya. Rupanya tabib tua itu benar-benar telah mencekokinya dengan ramuan menjijikkan itu ketika dia tidak sadar tadi.

Tubuhnya terasa lebih ringan, dia pun turun dari ranjangnya. Dia kini berada di dalam kamar yang lebih baik, ranjangnya cukup empuk, dan punya ventilasi yang bagus. Dia tidak merasa kegerahan maupun kedinginan. Jill melihat beberapa lilin lebah menyala menandakan waktu malam telah tiba.

"Putriku, kau sudah bangun? Bagaimana sakit kepalamu?" Pria berbaju zirah yang tadi terakhir kali dia lihat bertanya khawatir. Jill tidak langsung menjawab. Mungkin lebih baik kalau dia mengikuti skenario mereka saja. Gadis itu menebak pria gagah itu berperan sebagai ayahnya. Di sampingnya ada seorang wanita cantik yang sepertinyaberperan sebagai ibunya.

"Kabarku baik, Ayahanda," Jill menjawab anggun. Gadis itu menebak-nebak kapan pembawa acara akan muncul dan mengakhiri prank ini?

Jill baru menyadari, kalau ini adalah acara prank televisi pasti ada kamera. Dia pun khawatir penampilan dan riasannya buruk sehingga akan mengundang protes dari fansnya.

"Cermin ada di mana?" Jill berbisik kepada wanita muda tadi yang tampaknya terus mendampinginya.

Beberapa pelayan terlihat langsung bergegas pergi menjalankan permintaannya. Jill lalu memandang lagi Raja dan Ratu yang kelihatan sendu. Dia merasa bingung, bukankah anak mereka sudah sadar? Kenapa mereka tetap berakting sedih?

Seketika setelah para pelayan kembali membawa cermin besar, Jill pun seketika mematung dengan rasa terkejut ketika melihat pantulan dirinya. Kemudian sang Ratu mulai meratap.

"Portia ... Oh Portia ... Lihatlah dirimu yang seindah Aphrodite, rambut panjangmu yang pirang keperakan, dan langkah kakimu yang seanggun menjangan ... Dilihat dari manapun kau adalah Putri tercantik di Yunani ... Tapi mengapa takdirmu begitu malang?" Ratu bersimpuh sambil menangis ke lantai.

Jiwa Jill terguncang, kemana rambut cokelat gelap bergelombangnya? Kemana wajah yang dikenalnya sejak lahir? Yang Jill lihat di cermin adalah sosok wanita lain, yang walaupun mungkin sedikit lebih cantik dari Jill tapi dia bukan Jill!

"Aku sudah berjanji untuk menyerahkannya Ratuku. Kalau kita melanggar mungkin dia akan menghancurkan Sparta dan membunuh ribuan jiwa tidak berdosa," pria yang disebut Raja Sparta itu ikut meratap.

"Apa yang kalian katakan? Kenapa kalian menangis begitu? Kenapa dengan tubuhku? Apa kalian melakukan operasi plastik padaku?" Jill ikut menangis, namun tangisannya adalah tangisan murka. Apa yang telah mereka lakukan pada dirinya? Apakah mereka begitu ingin menghancurkan karir Jill Adelaide sampai mengubah rupanya seperti ini? Berbagai teori berkecamuk di otaknya.

"Tenangkan dirimu, Putriku, hari ini kami akan bersamamu semalaman. Kau harus siapkan hatimu, esok petang utusan Olympus akan menjemputmu. Membawamu pergi sebagai pengantin Dewa Ares," Sang Raja menjelaskan lagi dengan nada putus asa. 



****
Lanjut bab selanjutnya :***





Bagaimana Cerita The Bride Of Olympus

Menarik? Jika Menarik silahkan baca bab selanjutnya